Rabu, 21 Oktober 2015

Bela Negara dan Wanita Simpanan

oleh: Malin Kundang (@damnoise)

Bela Negara
ilustrasi (net)
Ini negara bodoh yang sangat aku bela layaknya kekasih yang tercinta, tiap jengkal aku mendaki terasa hampa.
Itulah sepenggal lirik milik band Koil. Sekarang pertanyaannya, rakyat mana yang tidak mencintai negaranya? Rakyat mana yang tidak ingin membela negaranya?
Jika dulu, ada kalimat bijak “Jangan tanya apa yang diberikan negara buat kalian, tapi tanya apa yang telah kalian berikan kepada negara ini?” sekarang ini rasanya sudah usang dan harus diubah, jangan bertanya apa yang kami berikan kepada negara ini? Tapi apa yg sebenarnya yang dilakukan pemerintah kepada negara ini?
Tak henti-hentinya pemerintah membuat program kocak untuk negara ini, belum hilang kram perut karena tawa lantaran mobil kapsul penghantar mimpi, lalu sekarang tiba-tiba ada seruan “Bela Negara” bagi rakyat yang berusia semenjak TK sampai di bawah 50th. Bahkan lebih mengerikan lagi ketika ditambahi pula dengan embel-embel, barang siapa yang tidak ikut program Bela Negara, sila angkat kaki dari negara ini. Lucu bukan?
Sebaiknya pemerintah kembali belajar Ilmu Pengetahuan Sosial, yakni syarat berdiri nya sebuah negara, adanya tanah dan Rakyat. Lalu, kalau kami semua angkat kaki, pemerintah sepertinya mau bikin negara yang isinya anggota atau kader partai pendukung mereka.
Apa yang kami berikan untuk negara ini? Dan apa yang dilakukan pemerintah negara ini untuk kami? Sebelum pemerintah bermasturbasi soal Bela Negara ini, sebaiknya pemerintah minta maaf dulu ke keluarga Bung Hatta, Tan Malaka, dan para pahlawan kemerdekaan yang berakhir jadi pengemis di jalanan, mereka berkorban banyak untuk membela negara ini, durhaka sekali kalau mereka berakhir tua dan sia-sia.
Bela Negara, sebagai rakyat kami mulai heran, kami membela negara kami dari hal apa? Bukankah kekacauan dan konflik yang selama ini terjadi karena kalian yang rakus, karena kalian yang gila kuasa? Atau konflik harus terus dipelihara agar kalian (pemerintah) dan keluarga kalian bisa terus makan atas nama negara?
Terlalu lucu rasanya, kalau pemerintah menagih pembelaan atas nama negara kepada rakyat, sedangkan kami tidak bisa menikmati apa yang kalian nikmati. Sungguh tidak adil jika kami dituntut untuk membela negara, sedangkan kalian menjual hasil bumi tanah kami. Seumpama negara adalah sebuah keluarga, maka rakyat adalah istri yang telah menua, yang tinggal di rumah, sedang pemerintah adalah suami yang lebih memilih mengurus wanita simpanan, daripada mengurus keluarganya di rumah.
Wanita simpanan, atau investor tentu saja lebih menggoda, lebih memberikan keuntungan, pemerintah tentu saja memberi prioritas layanan kelas vvip kepada kaum investor ini. Setelah tanah kami dikeruk dan diserahkan kepada investor, lalu apa yang kami dapati? Apa yg kami bisa bela sementara tanah-tanah kami bukan lagi milik kami sepenuhnya? Ketika lahan hijau berganti coklat, oksigen berganti karbon, lalu kami d suruh membela negara?
Ya, seumpama Negara adalah rumah tangga, pemerintah adalah suami yang sibuk di luar rumah dengan wanita simpanannya, ketika rumah tangga mulai retak, lalu si suami menyuruh anak istrinya untuk menjaga supaya jangan sampai cerai. Terlalu lucu.
Sebagai rakyat, tentu saja kami jatuh cinta tanpa paksaan terhadap negeri ini, tak perlu kalian suruh, tentu saja kami bersedia membela tanah kami, tapi kalian (pemerintah) juga tau diri, selama ini kalian berdiri diatas kepentingan kuasa golongan kalian, ketika mulai goyah, lalu bikin program-program yang akal sehat pun panas ketika menerima ide itu.
Sudahlah, berhentilah kalian (pemerintah) membual, waktu kampanye telah habis, saatnya kalian bekerja untuk kami, karena kedaulatan ada di tangan kami (Rakyat). Jangan menuntut lagi hal-hal lucu kepada kami (pemerintah) stabilkan saja harga kebutuhan, murahkan biaya pendidikan dan kesahatan untuk kami (Rakyat), tidak usah menunut macam-macam kepada rakyat, sebab menjadi rakyat di negeri tidak senikmat menjadi anggota parlemen yang katanya wakil rakyat.
Sekali lagi, Bela Negara ini cuma bualan, berhentilah melucu, karena tanpa disuruh pun kami (Rakyat) siap membela tanah kami, lebih tulus, lebih ikhlas, tidak seperti kalian (pemerintah) yang mencari keuntungan dengan menjual nama bangsa, negara dan tentu saja, nama kami, rakyat.
Sekian, semoga negara tidak bela dan #Salabala.

Menjelajahi Ngalau Tarang dan Ngalau Kalam, Kamang

Sisi lain Kamang membuat saya dan rekan-rekan terpanggil untuk mengeksplorenya. Pada kesempatan ini kami mengunjungi 2 spot Ngalau yang ada di Kamang. Ngalau? mungkin ada di antara Anda yang belum tahu apa itu ngalau? Ngalau berasal dari bahasa minang yang berarti gua.
Adapun ngalau yang menjadi target kami adalah Ngalau Tarang (Terang) danNgalau Kalam (Gelap). Memang daerah ini terkenal dengan banyak bukit kapur. Jadi ngak heran kalo gua yang ada disini terbentu dari bebatuan kapur.
Ngalau Kalam
Ngalau Kalam
Tapi dari segi namanya unik ya? ada Ngalau Tarang dan Ngalau Kalam. Coba deh kita bahas satu persatu, dimulai dari ngalau Kalam. Nah Ngalau kalam ini terletak di Jorong Durian. Sesuai dengan namanya ngalau ini sangat gelap dan dingin. Untuk memasukinya saja kita harus menggunakan lampu. Karena memang tidak ada cahaya sama sekali. Oleh karena itu kami meminta bantuan warga sekitar untuk menjadi Guide saat menjelajahi ngalau ini.
Pada kesempatan ini seorang Ibu dan seorang anaknya menawarkan diri untuk menjadi guide. Sebelum masuk kami dibekali dengan beberapa senter yang disediakan guide dan juga 1 buah lentera. Setelah semua siap kami mulai masuk.
Dan benar pemandangan yang disuguhkan di dalam gua sangat indah, dipenuhi dengan stalaktit dan stalakmit. Selain kita bisa melihat keindahan tersebut, ternyata di sini terdapat beberapa patung dari para pahlawan seperti patung Tuanku Imam BonjolTuanku nan Renceh serta masih banyak lainnya.
Ngalau Tarang
Ngalau Tarang
Kebalikan dari Ngalau Kalam, Ngalau Tarang merupakaan gua yang dimasuki cahaya matahari. Sehingga gua ini sangat terang dan untuk masuk ke dalamnya tidak perlu menggunakan senter. Lokasi dari ngalau ini tidak jauh dari surau Tuanku nan Renceh diNagari Kamang Mudiak.
Untuk akses ke gua sangat dekat dengan jalan kampung, hanya sekitaar 100 meter. Tinggi mulut ngalau ini mencapai 20 m dan panjangnya mencapai 20 meter. Lokasi masih terawat dan tentunya sangat layak untuk Anda jadikan referensi liburan untuk weekend kali ini.
Tulisan ini dikirimkan oleh Muhammad Faichwan MJ. Bekerja sebagai Marketing Officer di Asuransi Sinarmas / Master of Ceremony. Bisa ditemui melalui akun Twitter/Instagram : @farhanseashell. Serta aktif menulis di blog pribadinya di http://ngopibareng09.blogspot.com
Sumber by :

5 Sifat Perempuan Dalam Pandangan Adat Minangkabau

Perempuan Minang
Perempuan Minang via gentaandalas.com
Kali ini kita akan membahas sifat-sifat perempuan dalam pandangan adat minangkabau. Tulisan ini disarikan dari rekaman “Pituah Ayah Untuak Anak Padusi” yang dibuat oleh Balairong Grup Jakarta yang dipimpin oleh Yus Datuak Perpatih.
Tulisan ini sepenuhnya dalam bahasa minang, karena memang isinya adalah nasehat bagi perempuan minang terutama bagi generasi muda. Bahasa Minangnya banyak mengandung kata-kata yang mungkin kurang akrab, karena kosa katanya bahasa minang lama, jadi saya coba terjemahkan ke dalam Indonesia, tapi hanya pada bagian kesimpuan. Selamat membaca:
1. Parampuan Barau-Barau
Buruang Barau-Barau
Buruang Barau-Barau
Ilia ota mudiak bagunjiang, mangecek asa tangango, rundiang bunyi piluru, galaknyo badaram daram, ado kalonyo dak tau ujuang jo pangka. Urang kanai tak diagak, baa muncuang co rapak piuah. Ba kulialiak incek mato, bajagangan urek lihia nyo, itu tabiat dak tapuji. Buruak sipaik sumbang kurenah, cilako dek urang parampuan.
Kok dak sopan dipandang urang, Supel, Anggun, keibuan feminim baso kini, bakatolah jo lunak lambuik, banyak kan sengeng dari galak, sabuik sakadar nan paguno. Barundiang usah barabuik-rabuik, mangecek baganti-ganti, danga kan dulu tutua urang, lah tumbuah baru disiang. Tapi kok indak paralu bana, rancak lah diam antok sajo. Sabab dek lidah indak batulang, dek bibia indak bapaga, banyak kecek banyak nan sasek, banyak kato banyak nan lato.
Banyak minyak taruah ateh batu. Dapek dikauik dikampuangkan. Tapi kalau lah muluik nan taserak bateba dibaok angin indak tapiliah2 lai. Bicara itu perak diam itu emas baitu pituah rang pandai.
Barau-barau adalah jenis burung yang dalam bahasa Indonesia adalah burung Cucak Rowo. Bagaimana sifat perempuan barau-barau? Inilah tipe perempuan yang sering bergunjing, rajin ngobrol ngalor ngidul nggak jelas ujung pangkalnya. Kalau ketawa keras-keras, nggak liat-liat tempat. Sifat ini adalah sifat yang tak patut ditiru dan dipakai sebagai seorang perempuan.

2. Parampuan Layang-Layang

Burung Layang-Layang
Burung Layang-Layang
Lah galik dek buruang layang-layang, alun tasingik matoari, alun tantu ari ka siang, nyo bagageh kalua sarang. Layok malayok di udaro, layang malayang ilia mudiak, baradai maliuak liuak, bapacu gadang samo gadang. Pueh mambumbuang masuak awan inyo manukiak tajun randah. Semba suok lalah ka kida, alah sanjo baru nyo pulang.
Ikolah lambang jo simbol parampuan nan suko kalua rumah, hobi nyo bahura-hura, salapeh pulang sikola batondan dulu masuak pasa. Cangang kian longok kamari caliak iko rabo nan itu tanyo harago ciek-ciek mambali sauleh haram. Asah kan ado karamaian bia ba band atau batandiang konon lo pulo ado konser nyo lah datang labiah dulu. Otang-otang sanjo ka tibo bapusu di muluik simpang, mahota bakarikiak-an, mejeng istilah di Betawi.
Padohal di rumah banyak bangkalai, kain kumuah lah abih tarandam, nasi lah patuik dijarangkan, laman samak sarok batabua, PR alun bakarajokan, mako tapek baa istilah2 urang, “kalau mau melihat kepribadian seorang gadis lihatlah rumah tangganya, mau tau kebersihan perempuan lihatlah kamar mandinya.”
Seperti halnya burung-burung layang-layang, perempuan tipe ini suka keluar rumah. Bahkan belum terbit matahari dia sudah keluar rumah? Untuk apa? Untuk sesuatu yang tidak jelas. Kerjanya cuma pergi jalan-jalan, kongkow-kongkow nggak jelas. Padahal di rumah kerjaannya menumpuk, pakaian belum dicuci, belum masak, belum ngerjain tugas. Pokoknya gila keluar rumah untuk sesuatu yang nggak jelas. Sifat ini juga sifat buruk yang nggak boleh ditiru.

3. Parampuan lawah-lawah

laba-laba
Kalau layang-layang suko malala, mako lawah-lawah jinak di rumah. Satapak indak kalua, salangkah haram baranjak, gilo tagak di janjang pintu, gilo mananti tamu sasek inggok, dibuek sarang bakulindan, aluih bagatah bajirumek, wujuiknyo jaruang bakambangkan, panahan jarek di nan langang. Bantuak nyo cando ka mati, malangkah taregek-egek, barek tandan sarik bakisa, tapi niat salah pangana sumbang, paham jaek mungkasuik buruak, sia nan lalu sia tapakiak, tiok nan singgah jadi bangkai, disasok darah jo dagiang dicucuik sampai kabanak, lah karabang ditinggakan nyo.
Kok tibo di manusia tasuo bakeh padusi, itulah gadih pangeretan mato duitan istilah nyo. Muluik manih dibuek-buek, ramah tamah bahajan-hajan, wujuik nyo cari paratian nak tadayo urang ka awak, barulah ganduah dilalukan, manyalang bakalalan, cah mambon cah maminjam, barutang pantang mambaia, ditagiah urang dimusuahi, diburuak kan sabalik kampuang, dipitnah dipagunjiangkan, aib rasio dicukia-cukia, korban lah urang nan manolong. Baitu juo di rumah tanggo kacio rang gaek digaledah, saku suami dipareso, kok kunun pacar tunangan nyo lah kariang cari cowok baru.
Lawah-lawah artinya laba-laba. Perempuan tipe ini seolah-olah baik, diam di rumah, manja, pendiam. Tapi dibalik diamnya ternyata dia adalah pemangsa ulung. Perempuan lawah-lawah menggambarkan perempuan matre yang gila materi. Selesai memangsa yang satu sampai habis, beralih ke mangsa yang lainnya.

4. Parampuan Anai-Anai

anai-anai
anai-anai
Sipaik buruak di anai-anai, mudah tarambao jo rayuan, gilo bagadang ati sajo, alun dijujai nyo lah galak, alun digabik lah manuruik, indak dikana mularaik nyo. Cubo paratikan elok-elok, ambiak iktibar jo tuladan, siang tabanam dalam sauang, indak maliek matoari ari lah malam baru kalua, dari jauah nampak cahayo lalu bakaja dakek lampu, bamain basuko-suko, kurang ampia batambah ampia, lah dakek baniak inggok, angek taraso bakuliliang manyiga ka batang tubuah, tapi dek jarang maliek cahayo disangko tabuak ka subaliak, kiro nyo api nan tagagai, badan anguih sayok mambaro, tabangkai jatuah kabawah. Dek rombongan nan baru tibo, lah nyato maik balampaian marampak mati tabaka, bahondoh juo masuak lampu bamain jo api nan taragang, akia nyo sansaro pulo.
Itulah sipaik sio-sio nak, indak mancontoh bakuliliang, sagan baguru dari alam, hati gadang nan baturuik kan, dek sabab karano itu ijan tadayo jo kilek nyo, usua pareso sudah-sudah, baok bapikia dalam-dalam, acok lah bana kajadian nak, lupo diri lupo daratan, sanang nyo sajo nan tabayang, lah kanai baru manyasa sasa nan tidak ado guno. Sasuai bak bunyi pantun “kabalai pakan salido mambali ikan jo tanggiri, tali buaian sadio nyo, kironyo gantuangan badan diri”. Hati-hati dalam bagau nak, ingek-ingek kalau bakawan apolai jo laki-laki, mancaliak contoh ka nan sudah, liek cilako ka nan kalam, urang pai jalan malenggang, awak tingga maratok nasib, tangguang sandiri akibaiknyo, kalau padusi lah dapek malu, bak payuang tagajai pasak, indak ka kambang-kambang lai kucuik apolah kagunonyo. Malantailah sabalum luluih nak, mamakan dima lah abih, sudah kan dulu baru mulai, itu lah amanah urg tuo.
Perempuan Anai-Anai melambangkan perempuan yang gila ikut tren. Dimana ada keramaian di sana dia bakalan ikut. Apa yang lagi tren dia akan ikut tanpa pikir panjang apa efek positif dan negatifnya. Perempuan tipe ini gampang terbawa oleh bujuk rayu orang lain. Di bawa ke kanan, ke kanan. Di bawa ke kiri, ke kiri. Intinya mereka cuma ikut-ikutan, nggak punya prinsip.

5. Parampuan Ramo-Ramo

rama-rama
Iko lah nan ka ditiru, dicontoh ditauladani lambang nak gadih minang kabau. Awak elok bulu baminyak, sayok babungo baliak balah, jinak bak raso ka tacakau, lia nyo alah hurabi, urang lah mati galinggaman. Inggok nyo basikua-sikua, tabang nyo bakawan kawan, bakutiko mangko kalua, basamo baru nyo nampak, bamain bukan sumbarang main, tapi bamain kahalai bungo, batandang ka banang sari. Dek arif pandai batenggang haluih lunak baok an badan, mangko daun pangarang tak tagoyang, silaro indak nyo gugua tangkai nan mintak di inggoki baitu budi ramo-ramo.
Kalau awak gadih babudi nak, bataratik di dalam rumah, sopan santun kalau di lua, pandai basegeh jo badandan, kama pai musti batantu, saizin buliah bajalan, jaleh tujuan jo mungkasuik bukan malala dak karuan, bergaul jo nan samo gadang, rapek-i nan tuo-tuo, cari nan panjang pangalaman, dak batukuak tambah ilmu awak. Jikok mambali kaparaluan, sasuaikan jo kabutuhan, ukua tanago ekonomi, sapanjang tubuah bayang-bayang, sabab malabiahi ancak-ancak mangurangi sio-sio, jauahkan ongeh jo takabua. Tansano awak buruang pipik nak, ulek daun ka jatah awak buah rumpuik bateh rasaki, jan dicito makanan anggang, sok kato rang kota, pondik kecek rang kampuang, overdosis istilah dokter badan kau juo manangguangkan.
Nah, inilah sifat yang harus ditiru oleh seorang perempuan apalagi perempuan Minang. Perempuan ramo-ramo menggambarkan sifat-sifat perempuan yang baik, kalau keluar rumah izin orang tua. Pergi keluar rumah jelas mau kemana dan mau apa. Kalau belanja dan beli sesuatu disesuaikan dengan kebutuhan. Kalau berbicara sopan, suara terjaga, pandai bergaul baik dengan sama besar maupun dengan yang lebih tua.
Nah, sekian tulisan kali ini. Jika dirasa bermanfaat silahkan dishare di akun media sosial masing-masing.
Sumber :