Kamis, 22 November 2012

Mengambil Kredit Tanpa Agunan

 KTA..........................................

Kredit Tanpa Agunan (KTA) adalah kredit perorangan tanpa jaminan yang diberikan oleh bank atau lembaga peminjam untuk keperluan apa pun. Umumnya, proses pengajuannya relatif mudah seperti yang sebutkan.

Dengan kemudahannya ini, banyak orang tertarik mengambil KTA. Akan tetapi, di balik kemudahan prosesnya, KTA memberikan bunga yang relatif tinggi yaitu 1% – 2,5% per bulan bunga flat atau setara dengan 25% – 45% per tahun bunga efektif.

Dengan kemudahan yang ditawarkan, sebagian besar orang mengambil KTA untuk kebutuhan konsumtif yang terkadang bukan kebutuhan utama. Tanpa perlu repot-repot, dana tunai diterima dalam waktu satu minggu dan dapat digunakan untuk keperluan apa pun.

Tapi, bila dilihat dari bunga tinggi yang diberikan, sebaiknya pikirkan dulu penggunaan uang yang kita terima tersebut sebelum mengambil KTA. Apabila keperluannya hanya digunakan untuk kebutuhan konsumtif, tidak penting, dan tidak darurat, maka sebaiknya tunda pengajuan KTA.

Anda berencana merenovasi rumah menggunakan dana KTA. Maka sebaiknya Anda mempertimbangkan apakah kebutuhan renovasi rumah sudah sangat mendesak? Apabila belum, Anda dapat mulai menabung dari sekarang untuk kebutuhan renovasi rumah nantinya.

Coba kita asumsikan bunga KTA yang diberikan adalah sebesar 1,5 persen per bulan. Maka, perkiraan cicilan dan total pembayaran adalah sebagai berikut (perhitungan belum memasukkan biaya provisi sebesar 1% – 3,5%):
 
Pinjaman KTA: Rp 50 juta
Bunga KTA: 1,5% per bulan
Jangka waktu: 4 tahun
Cicilan per bulan: Rp 1.791.667
Total pembayaran: Rp 86.000.000
(total dana yang dibayarkan selama 4 tahun)

Dari perhitungan di atas terlihat, 
Bahwa dari pinjaman sebesar Rp 50 juta, maka total dana yang harus kita bayar adalah Rp 86 juta. Atau, sekitar 172% dari dana yang kita pinjam. Jumlah ini relatif cukup besar. Rasanya juga sayang sekali membayar dana tersebut kalau ternyata kebutuhan dana hanya untuk kebutuhan yang tidak mendesak.

Bagaimana jika kebutuhannya mendesak? Perhatikan hal-hal berikut:

1. Biaya-biaya yang umumnya terdapat dalam pengajuan KTA adalah bunga pinjaman, biaya provisi, biaya asuransi, biaya keterlambatan, dan biaya pelunasan dipercepat.
Oleh karena itu, kita harus jeli memilih KTA berbiaya rendah. Semakin rendah biaya yang dikenakan, pinjaman akan semakin efektif. Tanyalah besaran biaya yang dikenakan tersebut saat pengajuan awal sehingga kita bisa memilih KTA yang paling efektif.

2. Perhatikan cicilan bulanannya. Maksimal cicilan bulanan dari penghasilan bulanan kita adalah sebesar 30 persen. Apabila total cicilan bulanan kita sudah melebihi 30 persen gaji, sebaiknya kurangi jumlah pinjaman KTA-nya. Contohnya:
 
Gaji: Rp 10 juta
30% gaji: 30% x Rp 10 juta = Rp 3 juta
Cicilan bulanan:
- KPR: Rp 1,5 juta
- Kredit motor: Rp 500 ribu
Total cicilan bulanan Rp 2 juta
Sisa yang dapat digunakan: Rp 3 juta - Rp 2 juta = Rp 1 juta
Jadi cicilan KTA yang dapat kita ambil adalah sebesar Rp 1 juta per bulan.

3. Sebaiknya, pilih jangka waktu cicilan dengan periode terpendek yang memungkinkan bagi keuangan kita. Jangka waktu KTA umumnya antara 1 – 3 tahun. Tentu saja, semakin lama periode cicilannya, akan semakin besar bunga yang kita bayarkan. Sehingga, kita tidak perlu memilih jangka waktu, misalnya tiga tahun, kalau ternyata kita mampu mencicil hanya dalam waktu dua tahun.

4. Apabila kita berencana melakukan pelunasan dipercepat sebelum waktunya, pastikan bahwa KTA memperbolehkan kita melakukannya. Pertimbangkan juga besarnya penalti yang dikenakan. Apabila ternyata utang pokok ditambah denda yang diberikan lebih besar dari total sisa pembayaran kita, sebaiknya tidak usah melakukan pelunasan dipercepat.

Sekali lagi, sebelum mengambil KTA, pertimbangkanlah keyakinan diri kita bahwa kebutuhan dana benar-benar mendesak dan kita mampu membayar cicilan per bulannya.

Wassalam